Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada minggu keempat September 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 25–29 September 2023
Pada akhir hari Kamis, 28 September 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.515 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,86%.
- DXY menguat ke level 106,22.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,575%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 29 September 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.490 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke 6,92%.
Aliran Modal Asing (Minggu V September 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 28 September 2023 sebesar 91,84 bps, naik dibandingkan per 22 September 2023 sebesar 87,69 bps.
- Berdasarkan data transaksi 25-27 September 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham dan beli neto Rp2,16 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 27 September 2023, nonresiden beli neto Rp67,29 triliun di pasar SBN, jual neto Rp5,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp3,27 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 2 Oktober 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News