PT Reasuransi MAIPARK Indonesia bekerjasama dengan Istitut TeknologiBandung (ITB) menggelar acara The 6th International Symposium on Earth-hazard and Disaster Mitigation dengan tema “Peningkatan Kapasitas dan Ketahanan Industri Asuransi Terhadap Risiko Bencana Katastropik” di Kampus ITB Bandung, 13 Oktober 2016.
Acara yang melibatkan para direktur dan kepala bagian dari perusahaan asuransi dan reasuransi ini dilatarbelakangi oleh penanganan risiko bencana alam (natural disaster risk management) yang secara serius merupakan hal mendesak sekali untuk dilakukan di Indonesia. Mengingat, wilayah kepulauan Indonesia terdiri dari daerah yang rawan terhadap bencana alam yang sewaktu-waktu dapat menjadi ancaman.
Direktur PT Reasuransi MAIPARK Indonesia Bisma Subrata saat menyampaikan sambutan mengatakan bahwa MAIPARK senantiasa aktif mendalami riset yang berkaitan dengan bencana, hingga selanjutnya dapat dirumuskan untuk asuransi bencana alam. Selain itu, MAIPARK juga mempromosikan kesadaran risiko bencana alam dan langkah-langkah asuransi dalam manajemen risiko. “Dalam perjalanannya selama hampir 12 tahun, kita bersama industri telah melakukan berbagai upaya untuk merealisasikan misi tersebut. Kami telah melakukan beberapa public awareness di beberapa daerah bersama beberapa pihak, baik swasta maupun pemerintah,” ungkapnya. Simposium MAIPARK Kajian Khusus Bencana Alam dan Efeknya Bagi Industri Asuransi.
Bisma menambahkan, simposium ini diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan, baik dari industri asuransi maupun dari pihak lain terkait sumber bencana, terutama gempa bumi dunia serta efeknya terhadap industri asuransi. Salah satu tahapan yang penting dalam penanganan bencana alam adalah mitigasi, baik secara fisik struktural maupun non fisik, sebagai upaya untuk penanggulangan. Untuk itu dirasa sangat penting menentukan langkahlangkah konkret yang harus diwujudkan dalam prinsip kemitraan dan kebersamaan dari akademisi, praktisi, dan pemerintah. Kemitraan tersebut dapat direalisasikan dengan riset dan penelitian, serta knowledge-sharing yang selama ini masih berada dalam domain akademisi, serta penanganan akibat bencana yang sebagaian besar masih menjadi tanggung jawab pemerintah.
Mengingat besarnya nilai kerugian yang harus ditanggung, sudah seharusnya ada sistem khusus dalam penganggulan risiko kerugian tersebut dengan melakukan risksharing dengan pihak industri asuransi. Karena produk asuransi sejatinya merupakan instrumen ekonomi yang cukup efektif dalam mentransfer risiko pascabencana berdasarkan kajian ilmiah. Dalam hal ini, peranan industri asuransi memiliki peranan yang sangat penting dalam penanggulangan kerugian akibat bencana. Dengan keterlibatan industri asuransi yang bersinergi badan terintegrasi dengan akademisi dan pemerintah, akan menciptakan keseimbangan antara beban pemerintah yang harus ditanggung. Di sisi lain kapasitas industri asuransi nasional dengan ini juga dapat lebih ditingkatkan.
Dalam simposium yang dimoderatori oleh Irwan Meilano ini, tampil sebagai nara sumber para tokoh dari berbagai instansi yang kompeten dalam hal bencana. Diantaranya Kepala Sub Direktorat Mitigasi Risiko Lembaga Keuangan dan Instrumen Mitigasi Risiko dari Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementrian Keuangan Fajar Hasri Ramadhana yang membahas tentang pola pembiayaan dan sumbersumber dana untuk risiko
bencana yang terjadi di Indonesia. Dalam sesi ini Fajar juga menyinggung tentang peranan industri asuransi dalam membantu pemerintah dari segi pembiayaan ini.
Nara sumber kedua dari Unsur Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yaitu Heddy A Pritasa. Heddy menerangkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki 40 persen daerah rawan bencana. Oleh karena itu, dibutuhkan diskusi secara mendalam yang melibatkan seluruh pihak dalam penanggulangannya serta transfer risiko, termasuk dengan industri asuransi.
Sedangkan peta daerah yang rawan bencana di Indonesia dijabarkan oleh pembicara ketiga yaitu Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Sri Widiyantoro. Pembicara terakhir adalah Riset Development dan Innovation Group Head PT Reasuransi MAIPARK Indonesia, Fiza Wira Atmaja yang mengulas tentang metode penelitian serta bentuk pemodelan risiko katastrofe. Fiza juga membahas bagaimana peningkatan dan ketahanan industri asuransi terhadap risiko katastrofe. Setelah para nara sumber memaparkan materi, di akhir sesi para peserta dipersilahkan untuk bertanya kepada nara sumber. B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News