Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat pagi atau di akhir pekan bergerak di zona merah. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terlihat melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp16.155 per US$.
IHSG Jumat, 19 Juli 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.321 dan tak lama tertekan ke 7.289. Posisi tertinggi di 7.321 dan terendah di 7.279. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 3,2 miliar lembar saham senilai Rp2,1 triliun. Sebanyak 179 saham menguat, 239 saham melemah, dan 197 saham stagnan.
|Baca juga: OJK akan Perkuat Pembiayaan Sektor Usaha Produktif Melalui LPBBTI
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp16.198 per US$ dengan year to date return 5,30 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.197 per US$ hingga Rp16.223 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.055 per US$.
Wall Street anjlok
Di sisi lain, saham-saham di bursa Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Pelemahan terjadi karena sebagian besar saham teknologi besar terus melemah, sementara indeks risiko yang diawasi ketat mendorong lebih tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,3 persen menjadi 40.665, mundur setelah tiga rekor berturut-turut. Indeks S&P 500 berbasis luas melemah 0,8 persen menjadi 5.544. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi tertekan 0,7 persen menjadi 17.871,22.
|Baca juga: AAUI: Program Asuransi Wajib untuk Kendaraan Mengurangi Beban Keuangan Pemerintah
Sedangkan yen Jepang mencapai level tertinggi dalam enam minggu sebelum melemah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu membuat para pedagang tetap waspada terhadap tanda-tanda pembelian resmi.
Euro tetap stabil, begitu pula imbal hasil obligasi pemerintah zona euro, setelah bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga atau tidak berubah dan tidak memberikan sinyal penurunan suku bunga pada September akan segera terjadi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News