Melalui Daily Write Up bertajuk Indosat (ISAT IJ/Not rated) – A swift progress through the rosy path, analis Mirae Sekuritas Jennifer A. Harjono mengatakan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH, berikutnya disebut ISAT) merger pada awal tahun 2022, menjadikan perusahaan tersebut sebagai MNO (operator jaringan seluler) terbesar kedua di Indonesia. Pada 9M22, basis pelanggan mencapai 98,7 juta, blended ARPU IDR33.800, sementara lalu lintas data 9,420PB.
“Pendapatan ISAT didorong segmen seluler (86,4% di 9M22). Kami melihat bahwa data yield akan meningkat di masa depan setelah tren penurunan di masa lalu karena perusahaan memberikan layanan berkualitas tinggi untuk tetap kompetitif dalam industri.”
|Baca juga: Rencana Emisi Obligasi dan Sukuk Indosat Diganjar Peringkat idAAA
Menurutnya, ISAT mengklaim telah menutup >8.000 situs duplikat pasca-merger, dan berlanjut sekitar 17.000 situs pada 1Q23, untuk meningkatkan efisiensi biaya. Pita frekuensi juga telah digabungkan, sehingga ISAT menjadi yang kedua setelah TLKM.
ISAT memperkenalkan HiFi sebagai layanan FTTH (fiber to the home), yang akan memberikan portofolio layanan yang lebih komprehensif bagi perusahaan, yang ditargetkan untuk mencapai 10% pangsa pasar FTTH dalam waktu 3 tahun.
Jennifer menerangkan ISAT merevisi belanja modal 2022 sebesar IDR2 triliun melalui pendanaan internal untuk memperkuat portofolio jaringan perusahaan dan ekspansi ke area dengan pangsa pasar yang lebih sedikit.
|Baca juga: Indosat Ooredoo PHK Karyawan, Kompensasinya Hingga 75 Kali Gaji
Sementara itu, laba bersih perusahaan yang dinormalisasi pada 3Q22 adalah IDR475 miliar (+352,4% QoQ), secara kumulatif IDR624 miliar pada 9M22 (+1,5% YoY). “Pendapatan pada 3Q22 mencapai IDR12,0 triliun (+3,0% QoQ) dengan angka kumulatif 9M22 sebesar IDR34,5 triliun (+49,8% YoY), yang kami yakini didukung pertumbuhan basis pelanggan (+2,6% QoQ). EBITDA tumbuh menjadi IDR4,9 triliun di 3Q22 (+2,3% QoQ).”
Saat ini, Jennifer mengatakan Mirae tidak memiliki coverage ISAT, yang diperdagangkan pada 4,4x forward EV/EBITDA. Dia melihat bahwa ISAT menawarkan prospek menarik karena perusahaan masih menyempurnakan penggabungan IOH dengan lebih cepat dari yang direncanakan.
Menurutnya, katalis jangka pendek ISAT adalah 1) ARPU dan data yield yang lebih baik; 2) sinergi IOH yang lancar; dan 3) pertumbuhan permintaan data yang kuat. Sementara itu, risiko utama adalah 1) sinergi IOH yang lamban; dan 2) ketatnya persaingan di dalam pasar.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News