1
1

Bukukan CKPN Rp38,5 Miliar, Laba Bersih Indofarma (INAF) Tergerus Menjadi Rp30 Juta

Media Asuransi – PT Indofarma Tbk (INAF) melaporkan bahwa terdapat konsekuensi penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020 terhadap posisi laba bersih perseroan di tahun 2020. Indofarma membukukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp38,50 miliar yang berdampak terhadap tergerusnya laba bersih perseroan sehingga hanya sebesar Rp30 juta.

Manajemen Indofarma mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent perseroan. Sehingga semua hal yang dianggap sebagai materialnya dianggap wajar. Termasuk, strategi perseroan dalam melakukan turn around management berhasil meningkatkan kinerja sales dan efisiensi biaya-biaya operasional.

“Perseroan tetap memastikan terpenuhinya aspek kepatuhan terhadap PSAK 71 secara konsisten sehingga diharapkan berdampak pada kinerja perseroan yang tumbuh secara berkesinambungan,” kata Manajemen INAF dalam siaran tertulis yang dikutip Media Asuransi di Jakarta pada Rabu, 28 April 2021.

Baca Juga:

Menurut manajemen, di tahun 2020 perseroan membukukan penjualan bersih sebesar 26,22 persen menjadi Rp1,71 triliun. Angka ini setara dengan mencapai kenaikan sebesar atau Rp356,41 miliar dibanding perolehan tahun 2019 yang tercatat Rp1,36 triliun.

“Peningkatan penjualan bersih tersebut ditopang dari penjualan segmen alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan strategi turn around management. Dari sisi pengendalian biaya, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan dari 81,58 persen di tahun 2019 menjadi 76,65 persen di tahun 2020 atau turun sebesar 4,93 persen,” katanya.

Dalam laporan tersebut, perseroan juga mengungkapkan perseroan mampu membukukan gross profit margin Rp400,59 miliar di tahun 2020 atau naik 60 persen dibandingkan dari tahun sebelumnya Rp250,36 miliar. Perseroan juga berhasil melakukan penghematan beban penjualan dan beban administrasi umum terhadap penjualan dari 16,79 persen di tahun 2019 menjadi 15,58 persen di tahun 2020.

“Secara operasional, perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi penghematan biaya sehingga mampu mendapatkan EBITDA Rp164 miliar di tahun 2020 dibandingkan EBITDA tahun 2019 sebesar Rp45 miliar atau tumbuh sebesar 364 persen,” pungkas manajemen.  One

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kuartal I/2021, RS Siloam (SILO) Cetak Rekor Pertumbuhan Laba 672 persen
Next Post OVO Bersama Prudential Indonesia Hadirkan PRUTect Care – Hospital Cash

Member Login

or