Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja reksa dana saham untuk periode month to date (mtd) 17 September 2021 mencatatkan imbal hasil positif atau berbanding terbalik dengan kinerja indeks acuannya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru minus 0,28%.
Melalui Weekly Mutual Funds Update, Infovesta Utama menerangkan bahwa September effect merupakan periode yang dianggap sebagai bulan yang tidak terlalu baik untuk bursa saham. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan bulan September terjadi koreksi yaitu berkurangnya agenda-agenda penting emiten sehingga mengurangi sentimen positif yang ada di pasar saham contohnya seperti pembagian dividen.
Di Indonesia, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan September selama 10 tahun terakhir mencatatkan angka negatif sebanyak 6 kali dengan rata-rata imbal hasil bulan September sebesar -1,61%.
|Baca juga: IHSG Berpotensi Tertekan, Cermati 7 Saham Ini
Pada tahun ini, memasuki pekan ke empat di bulan September 2021, IHSG secara month to date (mtd) mencatatkan kinerja negatif sebesar -0,28%. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja reksa dana saham konvensional maupun syariah yang justru tercatat positif masing-masing sebesar 0,39% (Infovesta Equity Fund Index) dan 1,01% (Infovesta Sharia Equity Fund Index).
Tidak hanya mencatatkan kinerja positif, tetapi jenis reksa dana tersebut juga mencatatkan kinerja tertinggi di antara kinerja reksa dana jenis lainnya pada bulan September. Berikut ini merupakan tabel kinerja indeks reksa dana sepanjang bulan September:
Infovesta menjelaskan bahwa penurunan IHSG disebabkan oleh penurunan terdalam pada sektor teknologi yang tercermin melalui IDX Sektor Teknologi yang masih melemah sebesar -7,97% selama bulan September, namun sektor transportasi dan logistik justru mengalami kenaikan tertinggi sebesar 9,07% dan disusul oleh sektor energi yang naik sebesar 4,74%.
Dengan demikian, produk reksa dana yang memiliki penempatan kecil pada sektor teknologi berhasil mengurangi tekanan di bulan ini. Selain itu, pada saat ini investor juga masih menantikan perkembangan pandemi serta isu tapering off The Fed sehingga bulan September tahun 2021 merupakan bulan yang cukup stagnan bagi perkembangan bursa saham di Indonesia.
|Baca juga: Dana Kelolaan Reksa Dana per Agustus 2020 Capai Rp560,19 Triliun
“Dengan demikian, investor yang mempertimbangkan berinvestasi ke dalam reksa dana saham perlu melakukan seleksi produk reksa dana secara menyeluruh terutama pada komposisi alokasi portofolio yang dimiliki oleh produk terkait. Investor dapat memilih reksa dana dengan komposisi sektor yang masih memiliki prospek baik seperti logistik, kesehatan, perbankan big caps seiring dengan pemulihan ekonomi.”
Selain itu, investor asing justru melakukan aksi net buy mencapai Rp2,9 triliun di tengah pelemahan bursa saham Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor asing memiliki tingkat kepercayaan yang cukup tinggi terhadap prospek pasar saham Indonesia. (Edi)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News