1
1

Komisaris Independen Darya-Varia Laboratoria (DVLA) Wafat

Media Asuransi – Komisaris Independen emiten industri farmasi dan produk obat kimia, serta kosmetik PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) Laksamana Madya (Purn.) Soedibyo Rahardjo meninggal dunia pada hari Selasa, 6 Juli 2021 di Jakarta.

Dalam keterbukaan informasi seperti dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mengungkapkan tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan atas kejadian tersebut.

“Dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka dalam waktu dekat perseroan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Sahamuntuk menunjuk Komisaris Independen,” papar Widya Olivia Tobing, Head of Legal and Corporate Secretary PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Aneka Gas Industri (AGII) Catatkan Obligasi dan Sukuk Rp482 Miliar

Hal ini sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. No.33 /POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

Merespons pemberitaan tersebut, harga saham DVLA tidak mengalami pengaruh signifikan. Pada perdagangan hari ini, saham DVLA ditutup menguat 4,07% ke level Rp2.560 per saham dengan volume perdagangan sebesar 292 ribu, nilai transaksi Rp753,80 juta, frekuensi 311 kali dan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp2,87 triliun.

Di sisi lain, DVLA berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar Rp1,83 triliun di 2021, meningkat tipis 1%, dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp1,81 triliun.

Hal ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan domestik sebesar 12% pada penjualan consumer health dan 3% pada penjualan obat resep. Meski sebaliknya, industri farmasi yang sebagian besar terkena dampak pandemi, mencatatkan kontraksi -7,4% (IQVIA, Des. 2020).  

Baca juga: Penjualan Daihatsu Naik 25%, Saham Astra International (ASII) Diincar Asing

Perusahaan juga berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp932 miliar pada 2020 dibandingkan Rp973 miliar pada 2019, sebagian besar disebabkan oleh penurunan segmen toll manufacturing dan ekspor.  

Disebutkan juga, bisnis toll manufacturing dan ekspor perseroan menghadapi tantangan luar biasa di tahun 2020 akibat Covid-19 yang menyebabkan terganggunya rantai pasokan dan permintaan global. Penurunan dalam bisnis pihak ketiga selama pandemi didorong oleh permintaan obat resep yang lebih rendah yang juga berpengaruh pada bisnis dari prinsipal perusahaan.

Kinerja ini sebagian disebabkan oleh berkurangnya jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit. Sementara itu, pada kuartal I/2021 i untuk toll manufacturing dan ekspor ke pihak ketiga hanya mengalami sedikit penurunan sebesar -4% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu (sebelum pandemi covid-19), namun Darya-Varia sudah menunjukkan tren positif untuk ytd (year to date) Mei 2021, tumbuh sebesar 16%.

Ketika pasar produk obat resep di industri farmasi menyusut sebesar -9,8% di 2020 dan total pangsa pasar menurun ke tingkat yang sama seperti di 2016, bisnis obat resep Darya-Varia mampu tumbuh sebesar 3% di 2020. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Aneka Gas Industri (AGII) Catatkan Obligasi dan Sukuk Rp482 Miliar
Next Post APBN Tetap Responsif dan Fleksibel Hadapi Gelombang Varian Delta

Member Login

or