Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak melemah seiring dengan tren kenaikan yield obligasi AS ke rekor tertingginya sejak Juni 2021.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kemungkinan bakal berakhir melemah lagi hari ini karena yield obligasi pemerintah AS kembali menunjukkan kenaikan.
Dia menjelaskan, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menyentuh level tinggi baru sejak 17 Juni 2021 di level 1,55%. Menurutnya, kenaikan yield ini sebagai antisipasi pelaku pasar terhadap peluang tapering yang akan dilakukan di akhir tahun ini dan kemungkinan percepatan jadwal kenaikan suku bunga acuan AS. “Ini mendorong penguatan dolar AS,” jelasnya kepada Media Asuransi, Rabu, 29 September 2021.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Melemah
Lebih lanjut dia menerangkan bahwa penurunan indeks saham Asia pagi ini mengekor penurunan dalam indeks saham AS semalam juga menambah tekanan ke nilai tukar emerging termasuk rupiah. Pelaku pasar terlihat berupaya keluar dari aset berisiko. Ini juga kelihatannya imbas dari ekspektasi tapering tersebut.
“Hari ini potensi pelemahan rupiah ke kisaran Rp14.300-Rp14.320, dengan potensi support di kisaran Rp14.250,” pungkasnya.
Pada perdagangan kemarin di pasar spot, nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,14% ke level Rp14.272 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI rupiah juga terdepresiasi 0,08% ke level Rp14.258 per dolar AS. (Edi)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News