1
1

Survei Manulife: Investor Indonesia Anggap Enteng Pengeluaran di Masa Pensiun

Manulife Investor Sentimen Index (MISI), sebuah survei yang dilakukan oleh Manulife baru-baru ini mengungkap bahwa investor Indonesia memiliki risiko yang tinggi akibat kurang siap menghadapi realitas finansial di masa pensiun nanti. MISI menemukan bahwa sekitar 96 persen investor yakin mereka akan tetap memiliki gaya hidup yang sama seperti saat ini, atau bahkan akan lebih baik lagi di masa pensiun nanti, tanpa menyadari bahwa simpanan mereka akan terus menyusut akibat pengeluaran di masa pensiun, dan pada akhirnya akan membahayakan keuangannya.
Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Karyadi Pranoto mengatakan bahwa pihaknya merasa senang melihat investor di Indonesia sangat antusias mempersiapkan masa depan mereka. “Namun untuk merasakan pensiun yang nyaman dibutuhkan waktu dan perencanaan yang tepat. Dan sayangnya, tidak ada jalan pintas untuk hal tersebut. Investor harus realistis mengenai biaya masa depan mereka, termasuk biaya kesehatan dan kewajiban pada keluarga,” katanya dalam keterangan tertulis, 21 Februari 2017.
Survei ini mengungkapkan bahwa sebagian investor masih salah dalam memahami produk investasi dan potensi keuntungannya, sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memaksimalkan kekayaannya. Sekitar 94 persen investor masih beranggapan bahwa tabungan dan deposito adalah produk investasi.
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro mengatakan bahwa setiap investor berhak mendapatkan imbal hasil dari simpanan hasil jerih payahnya. Investasi pada saham dan obligasi sering kali memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan. “Bagi investor yang tidak mengetahui bagaimana cara mengakses produk investasi tersebut, mereka harus mencari bantuan dari ahlinya. Khusus untuk investor muda, mereka harus mencari bantuan dari sumber yang terpercaya untuk memastikan bahwa mereka membuat pilihan yang terbaik untuk jangka panjang,” katanya.
Lebih lanjut ditambahkan, para investor harus membuat portofolio pensiun yang tepat bagi diri mereka. Tidak ada rumusan komposisi portofolio pensiun yang baku. Setiap orang memiliki tingkat toleransi risiko dan harapan imbal hasil yang berbeda-beda. “Melakukan konsultasi dengan ahli keuangan dan memiliki perencanaan masa depan merupakan salah satu cara yang akan menguntungkan investor, terlepas dari apapun tujuan pensiunnya,” jelas Legowo. Ken

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post ACC Tawarkan Tiga Program Bagi Pelanggan Setianya
Next Post OJK Selenggarakan Acara Pension Day 2017

Member Login

or