Media Asuransi, GLOBAL – Laporan terbaru ACKO India Health Report 2024 menyebutkan rata-rata ukuran klaim asuransi kesehatan di India melonjak 11,35 persen pada tahun keuangan yang berakhir 31 Maret 2024 (FY24). Rata-rata klaim mencapai INR70.558 (sekitar $842) atau naik signifikan dari INR62.548 pada FY23.
Laporan tersebut mengaitkan lonjakan ini dengan tingginya biaya perawatan kesehatan serta inflasi medis yang meningkat pesat di India. “Biaya perawatan kesehatan yang terus meroket dan inflasi medis menjadi faktor utama di balik peningkatan klaim ini,” kata laporan tersebut.
|Baca juga: Alarm Bunyi Kencang! Serangan Siber Global Diramal Meroket 105% hingga Akhir 2024
|Baca juga: 4 Saham Berburu Cuan saat IHSG Diselimuti Konflik Timur Tengah yang Bikin Was-was!
Dilansir dari laman Asia Insurance Review, Jumat, 4 Oktober 2024, Inflasi perawatan kesehatan di India tercatat mencapai 14 persen pada 2023, memberikan tekanan lebih besar pada rumah tangga dan individu dalam menghadapi biaya medis yang kian tak terjangkau.
Dalam laporan itu juga diungkapkan rata-rata klaim untuk pria adalah INR77.543, sementara wanita mengajukan klaim sebesar INR69.553, di luar klaim terkait kehamilan.
Selain masalah inflasi medis, laporan tersebut memperingatkan peningkatan jumlah kasus kanker yang diperkirakan naik tiga persen dari 2020 hingga 2025. Dengan tren ini, India diprediksi segera menjadi ‘ibu kota kanker dunia’. Risiko terkena tumor meningkat hingga 2,8 kali setelah seseorang melewati usia 40 tahun.
|Baca juga: Baru 11,4% Rencana Pembayaran Klaim AJB Bumiputera yang Terwujud
|Baca juga: Short Selling Resmi Diimplementasikan, Apa Manfaatnya bagi Investor?
Lebih lanjut, jumlah rawat inap terkait neoplasma —tumor yang bisa bersifat kanker atau tidak— mengalami lonjakan tajam antara kelompok usia 31-40 tahun (3,81 persen) dan 41-50 tahun (10,61 persen).
Menariknya, usia rata-rata diagnosis kanker payudara di India adalah 52 tahun, jauh lebih muda dibandingkan dengan 63 tahun di Amerika Serikat dan Eropa. Sementara itu, rata-rata usia diagnosis kanker paru-paru di India adalah 59 tahun, dibandingkan dengan 70 tahun di negara-negara Barat.
Krisis kesehatan di India semakin parah dengan tingginya pengeluaran pribadi untuk biaya medis. Sebanyak 62 persen dari total pengeluaran perawatan kesehatan di India dibayar dari kantong pribadi, sementara 23 persen dari biaya rawat inap dibiayai melalui pinjaman.
Sebagai gambaran, rata-rata rumah tangga India menghabiskan 7,9 persen dari pengeluaran tahunannya untuk layanan kesehatan. Ironisnya, 82 persen rumah tangga perkotaan di India tidak memiliki perlindungan asuransi kesehatan.
|Baca juga: BNI Sekuritas Jadi Lead Transaction Advisor dalam Kemitraan Strategis Jasamarga Transjawa Tol
|Baca juga: Kebijakan The Fed akan Beri Sentimen Positif ke Pasar Modal Indonesia
Kenaikan biaya perawatan kesehatan ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat India, yang semakin rentan terhadap risiko finansial akibat kondisi medis darurat. Laporan ini menegaskan kebutuhan mendesak untuk perbaikan sistem perlindungan kesehatan di India, guna mengurangi beban ekonomi yang ditanggung langsung oleh masyarakat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News