1
1

Perusahaan Asuransi di Australia Desak Reformasi UU Guna Tekan Kenaikan Premi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Beberapa perusahaan asuransi terbesar di Australia mengakui melakukan kesalahan dalam merespons bencana banjir dua tahun lalu. Namun mereka tetap memperingatkan bahwa premi akan terus meningkat dalam jangka panjang, dan berhenti kecuali jika rancangan undang-undang diperbaiki.

Insurance Australia Group, Suncorp, Youi, dan Dewan Asuransi Australia, hadir di hadapan penyelidikan parlemen federal mengenai tanggapan perusahaan asuransi terhadap bencana banjir pantai timur di 2022, yang merupakan peristiwa asuransi termahal dalam sejarah negara itu dengan nilai klaim sebesar US$7,4 miliar.

Kepala Eksekutif Dewan Andrew Hall memohon reformasi terhadap undang-undang perencanaan yang secara tidak perlu memperburuk dampak peristiwa cuaca ekstrem dan meminta pemerintah negara bagian dan teritori untuk menghapuskan pajak yang tidak adil pada asuransi yang menurutnya meningkatkan premi.

|Baca: POJK Pelindungan Konsumen Terbit, Bos AAJI Yakin Industri Asuransi Jiwa Semakin Dicintai Masyarakat!

“Di mana pun Anda tinggal di Australia, baik yang terpapar langsung oleh dampak cuaca ekstrem atau tidak, premi meningkat karena meningkatnya biaya bencana alam, inflasi yang mendorong naiknya biaya perbaikan bangunan, dan kendaraan, serta meningkatnya biaya modal untuk asuransi,” kata Hall, dikutip dari laman Brisbane Times, Rabu, 7 Februari 2024.

“Permintaan akan asuransi melebihi pasokan dan tekanan-tekanan ini menciptakan kesenjangan perlindungan yang semakin besar,” tambahnya.

Merespons perubahan sifat bencana iklim

Manajer Umum Eksekutif IAG Luke Gallagher mengatakan pemerintah dan industri perlu merespons perubahan sifat bencana iklim. “Sayangnya, kejadian-kejadian besar ini -kita akan melihat peningkatan frekuensi dan tingkat keparahannya di masa mendatang,” ucapnya.

“Kami memiliki sejumlah komunitas di Australia yang dibangun di tempat-tempat (yang) akan mengalami peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan ini,” tambah Luke.

|Baca: Simak Jadwal Operasional BCA saat Libur Isra Mikraj dan Imlek 2024

Penyelidikan ini meneliti isu-isu seperti keterjangkauan, penyelesaian klaim asuransi dan apakah kontrol perencanaan memengaruhi kemampuan untuk mengasuransikan sebagian wilayah di negara ini.

Biaya asuransi memaksa banyak orang untuk membatalkan pertanggungan mereka atau mengasuransikan aset mereka, menurut bukti yang disampaikan kepada penyelidikan. Harga asuransi melonjak 16,2 persen pada tahun ini hingga Desember, data inflasi minggu lalu menunjukkan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Jumlah Merchant Pengguna QRIS Muamalat Meningkat 500%
Next Post Bank bjb Hadirkan Program Gebyar Tandamata

Member Login

or