Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam perayaan Dies Natalis ke-73 UGM yang diselenggarakan pada 19 Desember 2022. Demikian dikutip dari keterangan resminya pada, Selasa, 20 Desember 2022.
Penganugerahan ini mencerminkan kontribusi nyata Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah ancaman krisis multi dimensi yang berlangsung sejak masa pandemi.
Dalam rangkaian penganugerahan tersebut, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Optimalitas Kebijakan Publik di Masa Pandemi: Tiga Pelajaran Penting dari Bank Indonesia” pada puncak acara di Keraton Yogyakarta.
|Baca juga: Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2023 Sebesar 4,5-5,3 Persen
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan anugerah ini merupakan dedikasi dan kerja keras segenap insan Bank Indonesia yang menjalankan amanat dengan sangat baik. Kontribusi BI dalam mengawal kinerja perekonomian selama masa pandemi tidak terlepas dari 3 kunci optimalitas kebijakan publik, yaitu Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi (KIS).
Konsistensi sangat penting agar kebijakan publik yang ditempuh tetap berlandaskan pada kaidah-kaidah pemikiran akademik yang rasional. Inovasi berupa terobosan dan bauran sejumlah instrumen kebijakan yang tersedia untuk memperkuat efektivitas respons dalam menghadapi dinamika dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi.
Sinergi dalam bentuk koordinasi antar kebijakan publik, khususnya kebijakan moneter dan fiskal, sebagai keniscayaan untuk optimalitas pencapaian tujuan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menghargai kewenangan dan independensi masing-masing otoritas.
Lebih lanjut, Perry menekankan kita perlu waspada dalam menghadapi gejolak global yang masih berlangsung karena perang Rusia-Ukraina, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta meningkatnya risiko resesi ekonomi di AS, Eropa, dan sejumlah negara lainnya.
|Baca juga: Bank Indonesia Perkuat Digitalisasi Layanan
Kondisi ini memperberat upaya untuk menjaga stabilitas dan keberlangsungan pemulihan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan dengan pokok-pokok sebagai berikut:
Pertama, mengoptimalkan seluruh instrumen dalam bauran kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 dan menghindari keketatan likuiditas dalam negeri.
Kedua, kebijakan moneter tetap mengandalkan instrumen utama kebijakan suku bunga BI-7DRR dan penguatan kebijakan stabilitas nilai tukar.
Ketiga, kebijakan makroprudensial akomodatif dengan sejumlah instrumen termasuk pemberian insentif kepada bank-bank untuk penyaluran kredit kepada 46 sektor prioritas termasuk UMKM guna mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Keempat, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk memperkuat integrasi ekosistem ekonomi keuangan digital nasional melalui penggunaan QRIS, implementasi BI-FAST, dan SNAP (Standar Nasional Open API Pembayaran) serta pengembangan Rupiah Digital.
Kelima, mendorong inklusi ekonomi dan keuangan melalui program pengembangan UMKM maupun ekonomi-keuangan syariah.
Sebagai informasi, penyerahan Anugerah HB IX telah menjadi tradisi yang menandai Dies Natalis UGM dan diharapkan menjadi motivator bagi pencapaian prestasi para penerima Anugerah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Editor: S. Edi santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penetrasi Asuransi di India Tembus 41% di 2024, Ternyata Ini Rahasianya!
Kamis, 24 April 2025
