Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan pertama November 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Perkembangan Nilai Tukar 4 – 8 November 2024
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Pada akhir hari Kamis, 7 November 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.730 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,75 persen.
- DXY menguat ke level 104,51.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,326 persen.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
|Baca juga: BI Peringatkan Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 8 November 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.605 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,66 persen.
Aliran Modal Asing (Minggu I November 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 7 November 2024 sebesar 67,59 bps (basis points), turun dibanding dengan 1 November 2024 sebesar 71,58 bps.
- Berdasarkan data transaksi 4-7 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,23 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,29 triliun di pasar saham, Rp4,66 triliun di pasar SBN, dan Rp3,28 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasar data setelmen sampai dengan 4 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp38,51 triliun di pasar saham, Rp38,86 triliun di pasar SBN dan Rp192,99 triliun di SRBI.
- Pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp38,17 triliun di pasar saham, Rp72,82 triliun di pasar SBN dan Rp62,65 triliun di SRBI.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News