Media Asuransi, GLOBAL – Saham Wall Street melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), menyusul data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan. Kondisi itu terjadi karena induk Facebook Meta dan perusahaan besar lainnya anjlok setelah menghasilkan pendapatan.
Mengutip The Business Times, Jumat, 26 April 2024, Dow Jones Industrial Average berakhir di 38.085 atau turun 1,0 persen tetapi sekitar 330 poin di atas sesi terendahnya. Lalu indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,5 persen menjadi 5.048. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi merosot 0,6 persen menjadi 15.611,76.
Perekonomian AS tumbuh 1,6 persen pada kuartal pertama, menurut data, jauh lebih lambat dari perkiraan karena belanja konsumen dan ekspor melambat. Analis juga menunjuk pada data inflasi yang tertanam dalam laporan PDB yang kemungkinan mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
|Baca juga: Analisis Saham Pilihan: ARTO, DOID, EXCL, hingga UNVR
“Kami mengalami reli yang sangat produktif selama empat atau lima bulan terakhir, kami telah mencapai titik lemah sekarang,” kata Angelo Kourkafas dari Edward Jones.
Dolar AS melemah
Di sisi lain, dolar AS sempat melemah terhadap yen pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal tersebut terjadi setelah data menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di dunia ini tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal pertama.
Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada kuartal terakhir, menurut perkiraan awal dari Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB akan meningkat sebesar 2,4 persen.
Dolar turun ke level 155,31 yen setelah data tersebut dirilis, namun pulih dan terakhir naik 0,2 persen pada 155,67 yen. Beberapa pelaku pasar melihat level 155 sebagai batas yang akan mendorong otoritas Tokyo untuk mengambil tindakan.
Namun, dolar menahan beberapa kerugian dibandingkan dengan mata uang lainnya, setelah sedikit anjlok di awal pekan ketika data aktivitas bisnis yang optimistis di zona euro dan Inggris mengangkat euro dan sterling. Euro terakhir naik 0,25 persen pada US$1,0724, menjauh dari level tertinggi dalam satu minggu.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News