Harga Minyak Dunia Menyusut

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak menetap sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB), namun mencatat kenaikan mingguan. Kondisi itu karena ketegangan di Timur Tengah dan gangguan terhadap produksi minyak mengimbangi kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok dan global.

Mengutip The Business Times, Senin, 22 Januari 2024, brent berjangka menetap 54 sen lebih rendah menjadi US$78,56 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 67 sen menjadi menetap di US$73,41. Untuk minggu kemarin, brent naik sekitar 0,5 persen, sementara patokan AS naik lebih dari satu persen.

Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal keempat menimbulkan keraguan terhadap perkiraan bahwa permintaan di sana akan mendorong pertumbuhan minyak global pada 2024.

|Baca: Saham Emiten Farmasi Masih Menarik di Tahun 2024

“Pasar ekuitas Tiongkok minggu lalu turun mendekati level terendah dalam lima tahun,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bank Bob Yawger.

Indikasi melemahnya permintaan mendorong harga minyak mentah turun pada Jumat lalu waktu setempat. Sementara itu, di Timur Tengah, risiko geopolitik mendukung harga. Adapun ketegangan meningkat di Gaza ketika pasukan Israel bergerak ke selatan melawan militan Hamas.

AS lancarkan serangan baru

Sementara pada awal minggu lalu, AS melancarkan serangan baru terhadap rudal anti-kapal Houthi yang ditujukan ke Laut Merah. Meskipun konflik di Timur Tengah tidak menghentikan produksi minyak, namun pemadaman pasokan terus terjadi di Libya.

|Baca: Kapitalisasi Pasar 25 Perusahaan Asuransi Global Teratas Naik 2,7%, Siapa Saja Mereka?

Di AS, sekitar 30 persen produksi minyak di North Dakota, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di negara itu, tetap ditutup karena suhu dingin yang ekstrem, kata otoritas pipa negara bagian tersebut. Produksi telah dipotong sekitar 700 ribu barel per hari, atau lebih dari setengahnya, pada pertengahan minggu.

Editor: Angga Bratadharma