1
1

Investor Disarankan Koleksi Saham Big Cap dan SUN

Ilustrasi pasar modal Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan dalam sepekan ke depan investor dapat melakukan aksi buy pada saham big cap dengan valuasi undervalued.

Sementara itu pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Selasa, 13 Agustus 2024, Tim Riset Infovesta memaparkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -0,70% ke level 7.257,00 dipicu oleh mayoritas saham big-caps yang melemah. Tetapi, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp1,01 triliun.

|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham Paling ‘Nendang’ untuk Trading Hari Ini!

Dari sisi saham, top laggards pemberat IHSG yakni AMMN (-6,13%), BREN (-2,91%), dan BBRI (-0,85%). Dari sentimen domestik, rilis data PDB pada kuartal II/2024 dimana perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05% YoY lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar sebesar 5,00% YoY, tetapi lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 sebesar 5,11% YoY. Hal ini dikarenakan lesunya belanja pemerintah, hanya naik 1,42% setelah melonjak 19,90% pada Q1.

Kemudian, indeks keyakinan konsumen bulan Juli 2024 naik tipis menjadi 123,4 poin didorong oleh ekspektasi tentang kondisi ekonomi negara saat ini. Penjualan eceran Indonesia pada bulan Juni 2024 meningkat sebesar 2,7% YoY, yang didorong oleh pertumbuhan penjualan makanan, suku cadang & aksesoris otomotif, dan bahan bakar.

Dari China, rilis data neraca perdagangan pada bulan Juli 2024 yang mengalami penurunan menjadi $84,65 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar $99,05 miliar. Hal ini disebabkan karena Impor ke China mengalami kenaikan yang signifikan setelah hasil dari dua pertemuan politik utama di China merekomendasikan lebih banyak upaya untuk meningkatkan konsumsi.

|Baca juga: Wall Street Bervariasi, Yen Terhantam Dolar AS

Dari AS, rilis data ISM Services PMI bulan Juli 2024 yang mengalami kenaikan menjadi 51,4 poin, lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 51 poin. Kemudian, defisit neraca perdagangan AS pada bulan Juni 2024 menyempit menjadi US$73,1 miliar dibanding bulan sebelumnya sebesar US$75 miliar. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan pada ekspor sebesar US$265,9 miliar didorong oleh peningkatan penjualan pesawat, kendaraan otomotif dan komoditas energi.

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik +0,17 ke level 10.352,00. Yield SBN tenor 10-tahun bergerak bullish yakni turun -8,00bps ke level 6,83% dari 6,91%.

Sentimen dari domestik yakni masih terkait rilis data pertumbuhan ekonomi yang tetap berada pada jalur yang positif. Di sisi lain, kekhawatiran investor akan resesi AS membuat ekspektasi pemangkasan FFR menjadi semakin besar dan hal ini menguntungkan untuk pasar SBN.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq Menghijau
Next Post Harga Minyak Dunia Melonjak, Emas Global Stabil

Member Login

or