Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi global kini tengah bersiap menghadapi ujian besar di 2025. Lembaga pemeringkat AM Best memperingatkan perusahaan asuransi perlu memperkuat cadangan keuangan mereka seiring dengan finalisasi laporan keuangan audit 2024.
“Meski permodalan industri masih kokoh, arus modal dan sentimen investor kini berada dalam sorotan tajam,” ujar AM Best, dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 14 Februari 2025.
Industri ini mencatat kapitalisasi tertinggi sepanjang sejarah, dengan profil kredit yang kian solid. Namun, euforia itu tak bertahan lama. Perhatian kini tertuju pada pembaruan kontrak pertengahan tahun dan strategi reasuradur dalam menghadapi risiko yang makin kompleks.
|Baca juga: Taspen Bayarkan 800 Ribu Klaim di Sepanjang 2024
|Baca juga: Pendapatan Bancassurance Diramal Bikin Full Senyum hingga 2029
Pembaruan reasuransi Januari 2025 penuh ketidakpastian, dipicu oleh ancaman badai serta dampak inflasi sosial yang terus menggerus profitabilitas. Meski sempat diramal bakal menelan kerugian hingga US$100 miliar, namun para raksasa reasuransi tetap berdiri tegak.
Badai yang terjadi masih sesuai dengan model bencana standar, sementara pendapatan investasi yang melonjak turut memperkuat posisi keuangan perusahaan. Kapasitas reasuransi properti pun ikut melejit di 2025, meski tetap dibarengi dengan syarat ketat demi membatasi eksposur terhadap risiko sekunder dan kejadian tak terduga.
Namun, di balik stabilnya lini asuransi properti, sektor casualty justru menuai kekhawatiran. Inflasi sosial terus menekan cadangan keuangan, memaksa banyak reasuradur untuk memperketat strategi mereka. Beberapa perusahaan bahkan mulai menarik diri dari bisnis ini, meskipun kapasitas yang tersedia masih bisa mengakomodasi permintaan pasar.
|Baca juga: OJK Harap Emiten yang Force Delisting Sudah Tidak Ada Lagi
|Baca juga: Ternyata Segini Kekayaan Isa Rachmatarwata, Dirjen Anggaran Kemenkeu yang Terlibat Kasus di Jiwasraya
Tak hanya itu, tantangan baru sudah menunggu di awal 2025. Kebakaran hutan dahsyat di California diprediksi menjadi yang termahal dalam sejarah, ditambah badai musim dingin ekstrem di Tenggara AS yang semakin memperumit situasi. Dengan dinamika pasar yang terus bergerak liar, perusahaan asuransi kini harus lebih cermat merancang strategi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

