1
1

NTUC: Income Insurance Butuh Modal Cukup untuk Tetap Berkelanjutan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Para pemimpin Kongres Serikat Pekerja Nasional (NTUC) menyatakan Income Insurance memerlukan modal yang cukup untuk tetap berkelanjutan secara finansial. Hal itu disampaikan di tengah ketidakpuasan publik atas rencana penjualan sebagian besar saham perusahaan asuransi tersebut kepada raksasa keuangan Jerman, Allianz.

Dalam pernyataan bersama, Presiden NTUC K Thanaletchimi dan Sekretaris Jenderal Ng Chee Meng mengatakan Income Insurance akan terus menawarkan dua skema biaya rendah untuk anggota serikat dan menjaga premi tetap terjangkau bagi pemegang polis.

“Terutama mereka yang berada di segmen berpenghasilan rendah,” ujar pernyataan NTUC, dikutip dari The Business Time, Selasa, 6 Agustus 2024.

Skema pertama adalah NTUC Gift, polis asuransi kelompok untuk anggota serikat dan asosiasi yang terafiliasi dengan NTUC, dengan premi sepenuhnya dibayar oleh NTUC dan pembayaran bersama dari serikat yang terafiliasi. Skema kedua adalah Income Insurance Luv, polis asuransi jiwa berjangka kelompok untuk anggota NTUC.

|Baca juga: DAI-OJK Bakal Gelar Indonesia Insurance Summit 2024, Catat Tanggalnya!

|Baca juga: Asuransi Wajib Tuai Pro Kontra, Bos TAP Insure Malah Bilang Begini!

“NTUC akan memastikan bahwa Income menjaga komitmen ini,” kata Thanaletchimi dan Ng.

Lebih lanjut, Income menyatakan Luv mencakup 14 ribu jiwa, sedangkan Gift mencakup 800 ribu anggota serikat. Pernyataan bersama ini muncul setelah Allianz pada 17 Juli menyatakan rencananya untuk mengakuisisi 51 persen saham Income dengan harga S$40,58 per saham. Kesepakatan ini bernilai sekitar 1,5 miliar euro (S$2,2 miliar).

NTUC Enterprise Co-operative (NE) saat ini memiliki sekitar 72,8 persen saham di perusahaan asuransi tersebut, yang terwakili oleh sekitar 78 juta saham dari total 107,2 juta saham per 31 Desember 2023, berdasarkan laporan tahunan Income. Sisanya sebagian besar dimiliki oleh investor ritel.

Kebutuhan modal

Dalam pernyataannya, Thanaletchimi dan Ng mengatakan, untuk Income, kunci keberlanjutan finansial adalah kecukupan modal. Mereka mencatat buffer modal perusahaan asuransi tersebut telah berulang kali mengalami tekanan -mulai dari krisis keuangan Asia pada 1997, hingga Sars pada 2003, krisis keuangan global pada 2009, hingga pandemi covid-19.

Para pemimpin NTUC, K Thanaletchimi dan Ng Chee Meng, menyatakan NTUC Enterprise telah menginvestasikan jumlah yang signifikan ke dalam Income selama bertahun-tahun.

“Antara 2015 dan 2020, termasuk saat pandemi covid-19 melanda, NTUC Enterprise menyuntikkan total S$630 juta ke dalam Income. Meskipun NTUC Enterprise sebagai pemegang saham akan terus mendukung Income, tetapi tidak dapat melakukannya sendiri,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pemerintah Jaga Stabiltas Pangan Nasional
Next Post BI Menilai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II/2024 Tetap Baik

Member Login

or