Media Asuransi, GLOBAL – Laporan risiko emergen ke-12 dari Swiss Re mengungkapkan dunia saat ini menghadapi serangkaian krisis yang saling terkait yang semakin memperumit risiko global.
Chief Risk Officer Swiss Re Group Patrick Raaflaub mengatakan mengantisipasi tren dan memahami dampak dari isu-isu global utama seperti perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi, dan gejolak geopolitik sangat penting bagi industri asuransi.
|Baca: Inilah 4 Strategi OJK Hadapi Turunnya IHSG di Awal Juni 2024
“Laporan ini menyoroti meningkatnya frekuensi dan keparahan bencana alam terkait cuaca seperti banjir, kebakaran hutan, dan badai. Selain merusak properti dan menghilangkan nyawa, efek berturut-turut dari bencana-bencana ini juga membawa risiko tambahan,” kata Raaflaub, dikutip dari Business Insurance Mag, Jumat, 14 Juni 2024.
Peristiwa-peristiwa seperti kebakaran hutan dapat mengkontaminasi sumber air atau mengganggu akses air bersih, sementara banjir dan badai dapat merusak infrastruktur energi dan jaringan transportasi yang berpotensi mengganggu rantai pasokan global.
Ubah prioritas
Laporan ini juga menyoroti bagaimana pandemi covid-19 mengubah prioritas keamanan rantai pasokan di seluruh dunia, dengan fokus kembali pada penghematan biaya segera meskipun risiko terhadap rantai pasokan semakin meningkat.
“Krisis di Laut Merah adalah contoh bagaimana lanskap geopolitik yang tidak stabil, meningkatnya peristiwa cuaca ekstrem, ketidakpastian ekonomi, dan meningkatnya risiko siber dan teknologi membuat jalur-jalur pasokan kunci menjadi kurang aman,” tambah Swiss Re dalam laporan tersebut.
Swiss Re menekankan pentingnya ketahanan rantai pasokan bagi perusahaan-perusahaan, mengingat akumulasi risiko dapat menyebabkan dampak ekonomi yang signifikan.
Laporan juga mengidentifikasi dampak perubahan iklim dan masalah rantai pasokan terhadap infrastruktur kesehatan global dengan kekhawatiran terhadap layanan kesehatan yang kurang terfokus akibat pendanaan yang terus menerus tidak memadai.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News