Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tiga fungsi keuangan negara yakni alokasi, distribusi, dan stabilisasi selaras dengan tujuan syariat agama Islam atau Maqashid asy-Syariah yang meliputi perlindungan terhadap jiwa, akal, harta, keturunan, dan juga agama.
Dalam Annual Islamic Finance Conference (AIFC) ke-8, di Jakarta, Sri Mulyani menyebutkan, prinsip Islam seperti keadilan memiliki sifat yang universal dan relevan dengan kehidupan manusia secara luas.
|Baca juga: Media Sosial adalah Kunci bagi Peritel untuk Menarik Konsumen Gen Z dan Gen Alpha
|Baca juga: 5 Cara Ampuh Pertebal Dompet dengan Investasi di Reksa Dana, Mau?
“Jika kita lihat pada tiga fungsi keuangan negara dalam undang-undang kemudian dibandingkan dengan prinsip-prinsip dalam Maqashid asy-Syariah meliputi perlindungan terhadap jiwa, akal, harta, keturunan, dan keluarga, maka semua hal ini konsisten,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 7 Oktober 2024.
Perlindungan terhadap lima hal tersebut, menurutnya, tercermin dalam desain kebijakan APBN, baik dari sisi pendapatan, belanja, maupun investasi.
“Jika Anda melihat angka yang dikhususkan untuk perlindungan sosial, entah itu dukungan untuk keluarga tidak mampu, bantuan langsung tunai, bantuan pangan, subsidi baik itu di sektor energi, pupuk, UMKM. Seluruhnya merupakan area di mana APBN mengalokasikan jumlah yang signifikan,” jelas Sri Mulyani.
|Baca juga: 4 Manfaat Investasi di Bank, Lebih Cuan, Aman, dan Tenang!
|Baca juga: Orang Tua Wajib Hindari 7 Kesalahan Ini saat Merencanakan Dana Pendidikan Anak
Menkeu mengungkapkan prinsip keadilan diterapkan pada aspek perpajakan di mana pihak yang mampu akan memberikan kontribusi lebih besar, sementara pihak yang tidak mampu diberikan keringanan bahkan mendapat bantuan dalam bentuk zakat maupun perlinsos.
Belanja negara juga didesain untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang paling membutuhkan, seperti misalnya infrastruktur dasar dalam bentuk pengairan, sanitasi, dan perumahan.
Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan, empat karakter utama Nabi Muhammad SAW yaitu amanah, shiddiq, fathonah, dan tabligh juga perlu menjadi panutan bagi siapapun yang berkecimpung di bidang pengelolaan keuangan khususnya keuangan publik.
Ia menjelaskan, nilai integritas yang selama ini terus ditekankan di lingkungan Kementerian Keuangan merefleksikan sifat shiddiq dan amanah. Adapun sifat fathonah dan tabligh terimplementasikan dalam kepemimpinan intelektual pada institusi ini.
|Baca juga: OJK Terus Awasi Secara Intensif 8 Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah
|Baca juga: Punya Riwayat Hipertensi? Kamu Wajib Baca Tips dari Sequis tentang Garam Himalaya!
Dalam kesempatan itu, dirinya juga mendorong para peserta konferensi untuk terus berpikir kritis dan memastikan bahwa kebijakan fiskal yang dirancang tidak hanya memenuhi prinsip-prinsip Islam, tetapi juga relevan dalam konteks perekonomian modern.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News