1
1

Sri Mulyani Tegaskan ASEAN Wajib Perkuat Kerja Sama di Tengah Perang Dagang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. | Foto: Kemenkeu

Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan kekuatan ekonomi sebesar US$3 triliun dan populasi di atas 650 juta memiliki potensi untuk mempererat kerja sama menjaga dan memperkuat ekonomi regional.

Hal itu disampaikan dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) di bawah keketuaan Malaysia, Kuala Lumpur. Ajang itu digelar dalam suasana dunia penuh ketegangan akibat perang dagang yang meruncing.

Pertemuan ini diawali retreat para menteri keuangan dengan membahas kebijakan penerapan tarif resiprokal liberation day oleh Presiden AS Donald Trump ke lebih dari 60 negara mitra dagang, yang memiliki surplus atau yang dianggap memanfaatkan pasar Amerika Serikat (AS) secara tidak adil.

|Baca juga: Meningkat 17%, BCA Life Raih Laba Rp92,47 Miliar di 2024

|Baca juga: Trump Tunda Tarif Resiprokal ke Puluhan Negara Selama 90 Hari, Kecuali China

“Kebijakan Amerika Serikat tersebut meruntuhkan sistem perdagangan dunia berbasis aturan seperti WTO dan Bretton Wood Institutions,” ujar Sri Mulyani, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 11 April 2025.

Ia menjelaskan sistem tersebut sebenarnya diciptakan sendiri oleh Amerika Serikat usai Perang Dunia II untuk menciptakan kemajuan ekonomi bersama tetapi justru memicu relokasi manufaktur ke luar Amerika Serikat dan menciptakan pengangguran.

Lebih lanjut, langkah AS ini memaksa setiap negara untuk melakukan negosiasi bilateral secara langsung dengan Amerika Serikat. Sebagai respons, Republik Rakyat China (RRC) telah mengambil langkah retaliasi dengan memberlakukan tarif tandingan, yang kemudian dibalas kembali oleh AS dengan menaikkan tarif dagang hingga 125 persen.

Kondisi ini menciptakan ketidakpastian dan guncangan besar dalam perekonomian global. Para Menteri Keuangan ASEAN pun sepakat situasi ini diperkirakan menyebabkan pelemahan ekonomi dunia dan tekanan inflasi global yang signifikan.

|Baca juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Diramal Terdampak IHSG yang Membara, Tergerus Signifikan?

|Baca juga: Diversifikasi dan Rebalancing Portofolio Berkala Wajib Jadi Pegangan Asuransi Jiwa Hadapi Tarif AS

Pada acara tersebut, seluruh menteri keuangan negara anggota ASEAN menyampaikan kondisi ekonomi terkini di negara masing-masing akibat kebijakan Presiden Trump. Mereka juga membahas langkah-langkah yang perlu diambil untuk menangani dan memitigasi risiko yang timbul, serta upaya-upaya negosiasi yang dapat dilakukan dengan Amerika Serikat.

Menanggapi situasi global ini, Indonesia terus memperkuat ketahanan ekonominya melalui langkah-langkah deregulasi dan penghapusan hambatan perdagangan serta investasi di dalam negeri. Indonesia juga aktif melakukan upaya diplomasi dan negosiasi untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional dan kepentingan bersama dunia.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PMB Metlife dan Policybazaar Kolaborasi Hadirkan Pension Premier Multicap Fund
Next Post Okupansi Hotel di Kawasan ITDC Meningkat Selama Libur Lebaran 2025
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or