1
1

BEI Bidik Transaksi Harian Tembus Rp13,5 Triliun di 2025

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025 dengan penetapan sejumlah asumsi berdasarkan kondisi makroekonomi, yaitu tren penurunan inflasi dan suku bunga global, serta potensi peningkatan dari sisi perusahaan tercatat dan investor pasar modal.

|Baca juga: OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah bagi Santri di Daerah

|Baca juga: OJK Tegaskan Pentingnya Pasal 251 KUHD untuk Menjaga Keberlanjutan Industri Asuransi

“Tentunya penetapan asumsi ini juga tidak lepas dari optimisme atas kebijakan perekonomian yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman, dalam konferensi pers RUPSLB BEI 2024, Rabu, 23 Oktober 2024.

Asumsi yang mendasari RKAT 2025 BEI adalah:

  • Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada 2025 mencapai Rp13,5 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 242 hari.
  • Jumlah Pencatatan Efek pada 2025 menjadi 407 efek yang terdiri atas dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi Waran Terstruktur.
  • Investor pasar modal baru sejumlah dua juta investor baru.

“Secara umum, RKAT 2025 berfokus pada pendalaman pasar melalui produk dan layanan baru serta perluasan pasar pada derivatif keuangan,” tuturnya.

|Baca juga: Allianz Trade Tunjuk Bos Baru untuk 6 Negara ASEAN, Indonesia termasuk?

|Baca juga: Raffi Ahmad Dilantik Presiden Prabowo di Istana, Dapat Jabatan Apa?

Ia menambahkan BEI akan berfokus dalam pengembangan sejumlah RK yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan, meningkatkan pelindungan investor, penyediaan layanan data yang sesuai kebutuhan pelanggan, hingga penyempurnaan teknologi yang digunakan oleh BEI.

Secara khusus terkait penyempurnaan teknologi, BEI sedang melaksanakan Pembaruan Sistem Perdagangan dan Sistem Terdampak yang bertujuan untuk menyediakan sistem perdagangan yang andal dan optimal untuk mengakomodasi pengembangan pasar modal secara berkesinambungan.

“Pembaruan ini dilakukan selain karena siklus rutin enam tahunan seiring dengan end of support, namun juga dikarenakan oleh peningkatan teknologi yang mendukung low latency serta kapasitas sistem,” ucapnya.

Tentunya BEI akan tetap melaksanakan serangkaian kegiatan rutin berupa pengembangan untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat, Anggota Bursa (AB), hingga pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal.

Hal ini dilakukan melalui kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media daring. Dukungan kepada AB juga turut dilakukan melalui penyediaan jasa informasi, serta support teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan.

|Baca juga: Lansia di Asia Tidak Terlalu Tertarik Punya Asuransi Jiwa, Kenapa?

|Baca juga: Dilantik sebagai Staf Khusus Presiden, Berikut Profil Lengkap Yovie Widianto

Memperhatikan seluruh target yang telah disusun dan rencana kegiatan, berikut adalah proyeksi performa keuangan BEI di 2025 yakni:

  • Jumlah Pendapatan BEI diproyeksikan naik sebesar 9,01 persen menjadi Rp1,78 triliun dari RKAT 2024-Revisi sebesar Rp1,64 triliun.
  • Laba Bersih pada 2025 diproyeksikan naik sebesar 1,53 persen menjadi Rp275,02 miliar dari Rp270,90 miliar pada RKAT 2024-Revisi.
  • Terhadap seluruh proyeksi keuangan tersebut, Cost to Income Ratio Perseroan adalah 81,4 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sejak 2014.
  • Perseroan juga telah memperhitungkan kecukupan belanja investasi pada 2024, tercermin dari total kas, setara kas dan aset keuangan lainnya yang masih terjaga di atas Rp3,1 triliun atau naik 2,6 persen dari RKAT 2024-Revisi.
  • Dan terakhir, atas seluruh kegiatan perseroan tahun depan, proyeksi posisi total aset perseroan akan mencapai Rp7 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp6 triliun pada akhir 2025.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Gelar RUPSLB, Pemegang Saham BEI Setuju 2 Agenda Ini
Next Post Pentingnya Pemahaman Manajemen Keuangan dan Asuransi Berbasis Syariah Sejak Dini dari Keluarga

Member Login

or