1
1

Harga Minyak Global Menguat Akibat Konflik di Timur Tengah Membara

Ilustrasi. Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak mentah Brent ditutup sedikit lebih tinggi dalam sesi singkat pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena kekhawatiran pasokan akibat ketegangan di Timur Tengah diimbangi oleh tanda-tanda melemahnya permintaan.

Mengutip The Business Times, Selasa, 20 Februari 2024, Brent berjangka naik 9 sen menjadi US$83,56 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret, yang tidak akan diselesaikan hari ini dan habis masa berlakunya pada Selasa waktu setempat, naik 30 sen menjadi US$79,49 per barel pada pukul 13.43 ET (18.43 GMT).

Pasar minyak mengalami volume yang lebih tipis dari biasanya karena libur Hari Presiden di AS, kata analis UBS Giovanni Staunovo. Kontrak berjangka Brent juga diselesaikan lebih awal dari biasanya karena hari libur. Kontrak WTI untuk pengiriman April turun 11 sen menjadi US$78,35 per barel.

|Baca juga: Sang Sultan KPR di Indonesia

Baik Brent maupun WTI berjangka pada pekan lalu masing-masing naik sekitar 1,5 persen dan tiga persen, mencerminkan meningkatnya risiko meluasnya konflik Timur Tengah. Konflik di Timur Tengah berlanjut selama akhir pekan ketika serangan Israel membuat rumah sakit terbesar kedua di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi.

Pada Sabtu, pejuang Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal tanker minyak tujuan India. AS telah mengusulkan kepada Dewan Keamanan PBB untuk menentang serangan Israel di Rafah dan mendukung gencatan senjata sementara di Gaza, menurut rancangan teks yang dilihat oleh Reuters.

Pembatas kenaikan harga minyak adalah melambatnya perkiraan permintaan dari Badan Energi Internasional (IEA) dan kenaikan harga produsen AS yang lebih besar dari perkiraan pada Januari, sehingga memperkuat kekhawatiran inflasi dan mengangkat dolar.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang tersebut terhadap enam mata uang lainnya, telah menguat selama lima minggu berturut-turut dan sedikit lebih tinggi pada Senin. Penguatan greenback membuat minyak dalam mata uang dolar kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan.

“Harga minyak cukup berfluktuasi dalam beberapa pekan terakhir, sebagian karena penguatan dolar,” pungkas Analis Pasar City Index Fawad Razaqzada.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Libur Peringati Hari Presiden
Next Post Survei Bank Indonesia: Harga Properti Residensial Meningkat 1,74%

Member Login

or