1
1

Rencana Obligasi Berkelanjutan Rp15 Triliun Merdeka Copper Gold (MDKA) Diganjar Peringkat idA+

Seorang pekerja sedang memeriksa tempat pengolahan plat tembaga di Tambang Tembaga Wetar, Pulau Wetar. | Foto: merdekacoppergold.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA+ untuk rencana Obligasi Berkelanjutan V Tahun 2024 senilai maksimal Rp15 triliun yang akan diterbitkan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Pada saat yang bersamaan, Pefindo juga juga menegaskan peringkat idA+ untuk MDKA, serta Obligasi Berkelanjutan III dan Obligasi Berkelanjutan IV. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil.

“Peringkat mencerminkan kegiatan usaha MDKA yang terintegrasi vertikal, bisnis yang terdiversifikasi dengan baik, serta cadangan dan sumber daya tambang yang memadai,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 30 Desember 2024.

|Baca juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun dengan Bunga 8,50%

Peringkat dibatasi oleh kebijakan keuangan dan struktur permodalan yang moderat serta eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas. Peringkat dapat dinaikkan jika MDKA berhasil mengoperasikan proyek-proyek baru yang dimiliki serta menghasilkan pendapatan atau EBITDA yang lebih besar dibandingkan yang diproyeksikan yang akan berdampak positif bagi kondisi keuangan dan dapat lebih lanjut meningkatkan profil keuangan perusahaan.

Peringkat dapat diturunkan apabila MDKA menghasilkan pendapatan atau marjin keuntungan yang lebih rendah dari yang diproyeksikan yang diakibatkan oleh proyek-proyek baru yang beroperasi dengan tidak maksimal dan secara agresif meningkatkan utang untuk membiayai belanja modal tanpa diiringi dengan meningkatnya pendapatan atau EBITDA yang dapat berdampak pada semakin agresifnya struktur permodalan perusahaan.

|Baca juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Siapkan Dana Pelunasan Obligasi Jatuh Tempo

Penurunan yang signifikan dari harga komoditas, terutama nikel, emas, dan tembaga juga dapat memicu penurunan peringkat, dikarenakan kondisi ini dapat memperburuk profil keuangan perusahaan dan dapat meningkatkan ketergantungan Perusahaan pada fleksibilitas keuangannya untuk membiayai kembali utangnya.

MDKA bergerak dalam kegiatan pertambangan dan hilirisasi produk nikel. Perusahaan memiliki beberapa proyek, yang berlokasi di Tujuh Bukit di Banyuwangi dan Pani di Gorontalo untuk pertambangan emas, Pulau Wetar, Maluku untuk pertambangan tembaga, Konawe di Sulawesi Tenggara untuk pertambangan nikel, dan proyek Acid Iron Metal (AIM), smelter rotary kiln electric furnace (RKEF), dan smelter nickel matte di Indonesia Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah.

Per 31 Juli 2024, pemegang saham Perusahaan adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (18,847%), PT Mitra Daya Mustika (11,880%), Garibaldi Thohir (7,556%), PT Suwarna Arta Mandiri (5,505%), dan lainnya, termasuk publik dan saham treasuri MDKA (56,212%).

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post REVIEW SEPEKAN: Rata-Rata Volume Transaksi Harian BEI Naik 27,15%
Next Post Manajemen Waskita Karya (WSKT) Ungkap Perkembangan Pemulihan Kondisi Perusahaan

Member Login

or