Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia menilai bahwa ketahanan perbankan tetap kuat. Likuiditas perbankan memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Februari 2024 yang terjaga tinggi.
“Pengelolaan likuiditas perbankan juga semakin baik, sejalan tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid. Serta strategi penempatan pada instrumen operasi moneter yang pro-market, antara lain melalui perdagangan SRBI di pasar sekunder yang memberikan fleksibilitas bank dalam mengelola likuiditas,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, 24 Maret 2024.
|Baca juga: Perbankan Syariah Harus Keluar dari 7% Trap Market Share
Dia jelaskan, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,52 persen pada Januari 2024. Sedangkan rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah, yakni sebesar 2,35 persen untuk NPL bruto dan 0,79 persen untuk NPL neto.
“Ketahanan perbankan yang kuat tersebut didukung oleh kemampuan bayar korporasi dan rumah tangga yang tetap baik, terlihat dari kinerja usaha korporasi dan ekspektasi penghasilan rumah tangga yang terus membaik,” tutur Perry.
Ditambahkan bahwa hasil stress-test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian ke depan. “Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BCA dan Tiket.com Tawarkan Tiket Murah untuk Musim Libur Sekolah
Sabtu, 26 April 2025
