Media Asuransi, GLOBAL – India tengah menghadapi tantangan besar dalam cakupan asuransi kesehatan. Laporan Praxis Global Alliance menunjukkan sekitar 38 persen masyarakat India masih belum memiliki perlindungan asuransi kesehatan, meski sektor ini terus berkembang pesat.
Program pemerintah seperti Ayushman Bharat Yojana dan berbagai skema lain di tingkat negara bagian telah memberikan cakupan komprehensif untuk sekitar 69 persen masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, pegawai negeri yang mencakup 15 persen populasi terlindungi melalui skema CGHS dan ESIS.
|Baca juga: WOM Finance Bidik Bisnis Tumbuh Double Digit di 2025, Ini Strateginya!
|Baca juga: Kasus Prudential Viral di TikTok, Pengamat Ungkap Masalah Utama Penolakan Klaim Asuransi
Namun, sebagian besar kalangan berpenghasilan menengah belum mendapatkan perlindungan. Lebih dari 70 persen kelompok ini tidak memiliki asuransi kesehatan, membuat mereka rentan terhadap biaya medis tinggi.
Sekitar 14 persen masyarakat India memilih asuransi kesehatan swasta secara sukarela, yang turut berkontribusi pada pembiayaan layanan kesehatan yang lebih beragam. Kendati demikian, masih terdapat kesenjangan besar dalam cakupan perlindungan di berbagai lapisan masyarakat.
“Meski ada berbagai inisiatif, sekitar 38 persen penduduk India tetap belum memiliki asuransi kesehatan. Hal ini menunjukkan perlunya perluasan cakupan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat,” ungkap laporan tersebut, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 12 November 2024.
Di sisi lain, sektor kesehatan India yang bernilai US$216 miliar pada tahun fiskal 2023 diproyeksikan mencapai US$456 miliar pada 2028, dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 16 persen. Segmen diagnostik sendiri diprediksi tumbuh 14 persen per tahun, mencapai US$25 miliar pada periode yang sama.
|Baca juga: Laba Manulife Indonesia per September 2024 Melonjak 212,83%
|Baca juga: Dapat Lampu Hijau, BNP Paribas dan Prudential Rambah Pasar Asuransi di China
“India membutuhkan tambahan tiga juta tempat tidur rumah sakit untuk mencapai target tiga tempat tidur per 1.000 penduduk pada 2025. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi pengembangan infrastruktur, terutama dalam mendukung penetrasi asuransi yang lebih luas,” pungkas laporan tersebut.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News