Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja premi dari Produk Asuransi yang Dikaitkan Investasi (PAYDI) atau unitlink asuransi jiwa masih terkontraksi sebesar 16 persen (yoy) menjadi Rp19,22 triliun hingga kuartal I/2024.
Namun demikian, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko GCG, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Fauzi Arfan menilai perolehan tersebut masih menunjukkan adanya ketertarikan masyarakat terhadap produk unitlink.
|Baca juga: AASI Gelar Rapat Anggota Tahunan 2024
“Kami yakin dengan telah dilakukannya penyesuaian produk asuransi jiwa unitlink yang dilakukan oleh perusahaan, akan semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap produk tersebut (unitlink) khususnya bagi kalangan masyarakat yang membutuhkan fitur investasi selain perlindungan jiwa,” jelas Fauzi, kepada Media Asuransi, dikutip Jumat, 14 Juni 2024.
Stimulus untuk unitlink
Lebih lanjut, Fauzi mengatakan, asosiasi berharap dengan dikeluarkannya aturan baru terkait produk unitlink pada POJK No 8 Tahun 2024 oleh OJK yang mengatur penyesuaian produk dari perusahaan, dapat menjadi stimulus minat masyarakat terhadap unitlink.
|Baca juga: OJK Terus Benahi Ekosistem Asuransi Kesehatan
“Pada prinsipnya AAJI selalu mendukung regulasi yang sudah ditetapkan oleh OJK yang bertujuan untuk memajukan industri asuransi jiwa ke depannya,” jelasnya.
|Baca juga: The Fed Isyaratkan Pangkas Suku Bunga 1 Kali, Kemilau Emas Global Tergerus
Fauzan mengklaim asosiasi juga telah melakukan forum-forum diskusi pembahasan terkait regulasi terbaru untuk produk unitlink. Hal tersebut tercermin dari usaha anggota asosiasi yang saat ini tengah mempersiapkan infrastruktur, perangkat, SOP terkait penyesuaian penjualan produk unitlink.
|Baca juga: OJK Launching Aplikasi SPRINT Bidang Keuangan Digital dan Kripto
Di sisi lain, dia menilai, iklim investasi di Indonesia cenderung menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini juga didukung dengan data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menunjukkan realisasi investasi di Indonesia sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, melonjak 17,5 persen daripada tahun sebelumnya.
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham Layak Koleksi saat IHSG Terus Merana
“Dengan data tersebut dapat dikatakan bahwa peluang produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi masih besar di masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News