1
1

Bukit Asam (PTBA) Terima Hak Paten Aplikasi CISEA dan Lahan Basah Buatan Terapung

Pekerja Bukit Asam sedang memeriksa konveyor pembawa batu bara. | Foto: PTBA

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mendapatkan sertifikat hak paten untuk aplikasi Corporate Information System and Enterprise Application (CISEA) dan struktur lahan basah buatan terapung atau floating wetland.

CISEA merupakan in-house super app yang dikembangkan secara mandiri oleh PTBA untuk digitalisasi pertambangan. Sedangkan floating wetland ialah metode yang dikembangkan PTBA untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan menetralkan air asam tambang.

Penyerahan sertifikat hak paten dilakukan oleh Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sri Lastami kepada Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail di Jakarta.

Arsal mengaku bangga karena inovasi yang dibuat oleh insan-insan PTBA ini mendapatkan hak paten. Hal itu penting untuk menghargai hasil karya para insan PTBA, melindungi produk, serta mendorong inovasi lebih lanjut.

“Upaya, kerja keras, dan dedikasi kami berbuah manis dengan diperolehnya hak paten atas super apps kebanggaan kami yaitu CISEA, dan floating wetland yang berkontribusi pada lingkungan. Hak paten memberikan perlindungan hukum atas inovasi dan membuka peluang besar pengembangan lebih lanjut,” kata Arsal, dalam keterangannya, Rabu, 14 Agustus 2024.

|Baca juga: Klaim Asuransi Membengkak, OJK Malah Merespons Seperti Ini!

|Baca juga: Dorong Mahasiswa Aktuaria untuk Internship, Ketua PAI: Langkah Penting Sebelum Memulai Karier

CISEA pertama kali dikembangkan pada Oktober 2019 dan diluncurkan secara resmi pada Maret 2020. Manfaatnya sudah dirasakan oleh seluruh insan PTBA. Seluruh kegiatan operasi mulai dari produksi di pertambangan hingga pelabuhan dapat dipantau secara real time melalui ponsel dengan CISEA.

Pada 2021, PTBA berhasil mendapatkan hak merek dan hak cipta untuk CISEA, dan akhirnya 2024 mendapatkan hak paten. Adapun metode floating wetland mulai dikembangkan PTBA sejak 2011. Di 2022, PTBA menjadi rujukan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam implementasi constructed wetland.

“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang telah mendukung penuh upaya kami untuk mendapatkan hak paten ini,” kata Arsal.

Sri Lastami menambahkan paten yang dihasilkan PTBA turut meningkatkan Global Innovation Index atau Indeks Inovasi Global Indonesia. Sri berharap agar insan-insan PTBA terus membuat inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia.

“Inovasi diciptakan karena adanya masalah yang timbul. Kemudian inovasi tersebut dipatenkan agar inovator atau pencipta dari produk atau gagasan inovasi tersebut berhak penuh atas produk atau gagasan yang ia hasilkan. Kita harapkan akan ada banyak lagi inovasi yang dihasilkan oleh PTBA,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bukan via Bunga Tinggi untuk Gaet Nasabah, Bank Jago Justru Genjot Strategi Ini
Next Post Malam Puncak Top Agent Award AAJI 2024

Member Login

or