1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. | Foto: Setkab

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan pertama Juli 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 5 – 9 Agustus 2024

Pada akhir hari Kamis, 8 Agustus 2024

1.Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.890 per dolar AS.
2.Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,78 persen.
3.DXY menguat ke level 103,22.
4.Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 3,988 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Diproyeksikan Rp14.900-Rp15.300 per Dolar AS

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 9 Agustus 2024

1.Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.925,  per dolar AS.
2.Yield SBN 10 tahun turun di 6,78 persen.

 

Aliran Modal Asing (Minggu II Agustus 2024)

1.Premi CDS  Indonesia 5 tahun per 8 Agustus 2024 sebesar 76,32 bps (basis points), turun dibandingkan 2 Agustus 2024 sebesar 79,25 bps.
2.Berdasar data transaksi 5 – 8 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp1,62 triliun (beli neto Rp2,24 triliun di pasar SBN, Rp0,65 triliun di Saham dan jual neto Rp1,28 triliun di SRBI).
3.Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 8 Agustus 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp21,75 triliun di pasar SBN, sedangkan beli neto Rp174,51 triliun di SRBI dan Rp0,66 triliun di pasar saham.
4.Berdasar data setelmen sampai dengan 8 Agustus 2024 pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto di SRBI sebesar Rp44,16 triliun, di pasar SBN sebesar Rp12,20 triliun, dan di saham sebesar Rp0,32 triliun.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 12 Agustus 2024.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perencanaan Keuangan dan Asuransi Kesehatan Jadi Keharusan untuk Hadapi Inflasi Medis
Next Post Awali Pekan, IHSG dan Kurs Rupiah Kompak Jatuh di Perdagangan Pagi

Member Login

or