Media Asuransi, JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 2.570% menjadi Rp434,48 miliar pada semester I/2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Harga logam timah London Metal Exchange (LME) melonjak di semester I/2024 dan ditutup di harga US$33.000 per metrik ton pada akhir Juni 2024. Sementara itu, produksi timah dunia mengalami penurunan yang diakibatkan oleh terbatasnya pasokan logam timah dari Indonesia, Myanmar dan Republik Demokratik Kongo di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik global yang masih berlanjut mendorong kenaikan harga logam timah.
|Baca juga: Ini Catatan Pefindo terkait Kinerja dan Kasus Korupsi PT Timah (TINS)
Berdasarkan CRU Tin Monitor, produksi logam timah dunia di semester I/2024 diperkirakan turun 6,7% (YoY) menjadi 169.800 ton. Sementara itu, persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 berada di posisi 4.770 ton, turun 36% dari awal tahun 2024 di posisi 7.450 ton.
Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk, menjelaskan seiring berjalannya perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia, peningkatan produksi bijih timah, membaiknya harga jual rerata logam timah serta efisiensi yang dijalankan perseroan pada semester I/2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan sehingga perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup signifikan di semester I/2024.
“Perseroan secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi yang beroperasi, serta tetap fokus pada program efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis perseroan,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 1 Agustus 2024.
Sampai dengan semester I/2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 10.250 ton atau naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7.755 ton. Adapun produksi logam naik 19% menjadi 9.675 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.100 ton, sementara penjualan logam timah turun 0,1% menjadi 8.299 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.307 ton.
|Baca juga: Obligasi dan Sukuk PT Timah Bakal Jatuh Tempo pada 15 Agustus 2024
Harga jual rata-rata logam timah sebesar US$30.397 per metrik ton atau naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$26.828 per metrik ton. Dalam kurun waktu tersebut, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 90% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Singapura 18%; Korea Selatan 16%; India 13%; Amerika Serikat 10%; Jepang 8% dan Belanda 6%.
Pada semester I/2024, perseroan mencatatkan laba positif sebesar Rp434,48 miliar atau 151% dari target yang sudah ditentukan perseroan. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5,21 triliun meningkat 14% dari Rp4,57 triliun di semester I/2023 di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 13% dari US$26.828 per metrik ton di semester I/2023 menjadi US$30.597 per metrik ton di semester I/2024.
Di sisi lain, harga pokok pendapatan perseroan turun sebesar 4% dari Rp4,16 triliun di semester I/2023 menjadi Rp3,99 triliun di semester I/2024. Sehingga perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp688 miliar dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp1,21 triliun atau 227% dari semester I/2023.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News