1
1

Mirae Asset Sarankan Investor Berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang

Ilustrasi. | Foto: quipper.com

Media Asuransi, JAKARTA – Para investor yang masih ragu untuk menempatkan dananya yang menganggur bisa mengalihkannya pada instrumen reksa dana pasar uang. Hal itu terutama yang memiliki fasilitas pencairan lebih awal atau sameday redemption yang tentunya dengan syarat dan ketentuan.

Head of Wealth Management Mirae Asset M Arief Maulana mengatakan saat pelaku pasar cenderung melihat dan menunggu maka dana menganggur bisa dimanfaatkan dengan berinvestasi ke instrumen jangka pendek seperti reksa dana pasar uang.

“Terlebih lagi, produk dengan likuiditas tinggi karena punya fasilitas sameday redemption,” ujar Arief, dalam Media Day: April by Mirae Asset, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 17 April 2025.

|Baca juga: Trisula Textile Industries (BELL) Tebar Dividen Rp5 Miliar

|Baca juga: Siap-siap! AS Bakal Terapkan Tarif Baru untuk Impor Chip dan Produk Elektronik

Dirinya menjelaskan produk tersebut memungkinkan investor untuk langsung mencairkan dana saat eksekusi pembelian saham sudah dilakukan karena momentum yang dirasa sudah tepat tanpa khawatir gagal settlement saham.

Ia menjelaskan reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang diinvestasikan di instrumen utang yang jatuh tempo kurang dari setahun dan efek pasar uang lain seperti deposito dan tabungan sehingga dapat dicairkan lebih cepat dibandingkan dengan reksa dana jenis lain.

“Reksa dana pasar uang memiliki ketentuan pencairan dana (redemption) maksimal tujuh hari. Umumnya, redemption reksa dana pasar uang H+1,” jelasnya.

Arief menambahkan salah satu reksa dana pasar uang sameday redeem yang dapat diakses investor adalah Capital Optimal Cash, produk yang baru dipasarkan Mirae Asset berkolaborasi dengan PT Capital Asset Management.

“Reksa dana pasar uang Capital Optimal Cash menjadi salah satu inovasi terbaru Mirae Asset dalam menghadirkan solusi investasi yang relevan dengan kondisi pasar,” tuturnya.

Kehadiran Capital Optimal Cash juga memperkuat layanan digital platform reksa dana NAVI yang terus dikembangkan dengan pendekatan ramah pengguna, kemitraan bersama manajer investasi terpercaya, serta penyediaan informasi pasar yang praktis bagi investor ritel.

|Baca juga: Industri Asuransi Diprediksi Terhantam Triple Crisis Akibat Tarif AS, Kok Bisa?

|Baca juga: Tarif AS Berpotensi Bikin Asuransi Kargo Indonesia ‘Panas Dingin’, 3 Strategi Ini Jadi Solusinya!

Head of Investment Capital Asset Management Wisnu Karto menyatakan selain likuiditas yang tinggi, keunggulan Capital Optimal Cash lain adalah kemudahan akses investasi melalui NAVI, pengelolaan oleh profesional, dan imbal hasil optimal.

“Selama setahun terakhir, imbal hasil atau return Capital Optimal Cash mencapai 4,36 persen, di atas deposito perbankan acuan 3,25 persen,” jelasnya.

Saat ini, pasar modal Indonesia mengalami tekanan signifikan selama kuartal pertama 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.510 pada 27 Maret 2025, tepat sebelum libur panjang Lebaran, melemah sekitar delapan persen dibandingkan dengan akhir 2024.

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mencatat di sepanjang kuartal pertama arus dana asing keluar mencapai Rp30,3 triliun (US$1,8 miliar) dari pasar saham. Tekanan ini berlanjut di April, di mana foreign outflow meningkat signifikan menjadi Rp15,5 triliun (US$927 juta) di pasar saham dan pasar obligasi.

“Kondisi tersebut mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap tantangan ekonomi global dan domestik,” tukasnya.

|Baca juga: Investree Resmi Dibubarkan

|Baca juga: OJK Izinkan Perubahan Nama PT Taawun Indonesia Sejahtera Menjadi PT Teman Pialang Asuransi

Instrumen Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga mengalami tekanan jual dari investor asing. Berdasarkan data BI periode 8–10 April 2025, terjadi arus keluar sebesar Rp10,5 triliun hanya dalam tiga hari perdagangan instrumen bank sentral tersebut.

“Prospek pertumbuhan negara berkembang Asia diperkirakan stagnan hingga 2026, terutama karena perlambatan ekonomi di China dan AS yang diperburuk oleh meningkatnya tensi perang dagang. Sementara di dalam negeri, investor masih meragukan pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen,” pungkas Rully.

Editor: Angga Bratadharm

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Selama Musim Lebaran 2025, Pelni Angkut  646.554 Penumpang
Next Post IHSG Menguat Jelang Libur Jumat Agung
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or