Media Asuransi – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tengah mempersiapkan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usahanya Bank Digital BCA. Saat ini perusahaan sedang melakukan persiapan untuk satu tahun ke depan guna melancarkan IPO tersebut.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan belum mengetahui lebih lanjut kapan waktu pasti IPO anak perusahaannya tersebut.
Baca juga: Peringkat BCA Finance Ditegaskan idAAA
Adapun hal-hal yang sedang dimatangkan ialah mulai dari penerapan teknologi digital, produk yang ditawarkan, hingga merekrut sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang IT, termasuk menggandeng beberapa merchant untuk bekerja sama dalam ekosistem Bank Digital BCA.
“Potensi IPO ini membutuhkan waktu selama satu hingga dua tahun dan menyesuaikan dengan dinamika pasar di ekonomi mendatang,” ujarnya.
Bank Digital BCA adalah layanan perbankan digital yang beroperasi tanpa cabang. Cara kerjanya mirip seperti layanan perbankan Jenius milik BTPN, Digibank milik DBS, dan TMRW milik UOB, yang mengutamakan layanan keuangan secara daring.
Baca juga: Profil Risiko Kredit Terkendali, Peringkat BRI (BBRI) Ditegaskan idAAA
Meningkatnya digitalisasi di banyak sektor turut meningkatkan kebutuhan transaksi keuangan secara digital di masyarakat. Kehadiran bank digital ini juga akan semakin melengkapi kekuatan bank-bank konvensional yang sudah ada dan membantu penguatan ekonomi Indonesia.
Meski saat ini persaingan bank digital sudah mulai sengit, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan hanya akan ada tiga bank digital besar di tanah air.
Ucapan ini berdasarkan sejarah bank yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 1990, jumlahnya sempat mencapai 200-an bank. Namun itu berbeda dengan saat ini, yaitu hanya 7-8 bank besar dengan 60-70 persen market share. Itu juga yang membuatnya berpikir hanya akan ada tiga bank digital yang mampu lanjut. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
