Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat, inflasi domestik per bulan Agustus 2023 terkendali di level -0,02% (mtm), 1,43% year to date (ytd), atau 3,27% secara year on year (yoy), hal ini juga didukung oleh inflasi pangan yang stabil.
“Sementara neraca perdagangan tetap surplus memasuki bulan ke-40 pada Agustus 2023 sebesar US$3,12 miliar (secara akumulasi dari Januari-Agustus mencapai US$24,34 miliar), meskipun ekspor dan impor melanjutkan tren penurunan,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada konferensi pers APBN KiTa, Rabu, 20 September 2023.
Pada Agustus 2023, ekspor tercatat US$22,00 miliar (terkontraksi 21,2% yoy) dan impor tercatat US$18,88 miliar (turun 14,8% yoy).
Hingga Agustus 2023, aktivitas ekonomi domestik terjaga baik. Dari sisi produksi, PMI Manufaktur Indonesia terus ekspansif, mencapai 53,9. Konsumsi listrik tumbuh positif, 10,3% yoy untuk bisnis dan 0,1% yoy untuk industri. Dari sisi konsumsi, Indeks Keyakinan Konsumen mencapai 125,25 dan Mandiri Spending Index cukup stabil setelah ternormalisasi, tumbuh 33,70% yoy, serta Indeks Penjualan Riil tumbuh 1,3% yoy.
|Baca juga: Kendalikan Inflasi Skala Nasional, Pemerintah Konsisten Jaga Stabilitas Harga Pangan
Kinerja pasar keuangan domestik dipengaruhi sentimen global. Apresiasi nilai tukar Rupiah masih terjaga (menguat 2,3% ytd), sementara indeks dolar AS kembali bergerak positif. Hingga 14 September 2023, pasar SBN masih mencatat inflow sebesar Rp75,3 triliun ytd, meski pada dua bulan terakhir mencatat outflow hingga Rp17,7 triliun.
“Sementara di pasar saham, secara ytd mengalami outflow sebesar Rp2,8 triliun. Yield SBN mengalami tren kenaikan dalam 2 bulan terakhir, meskipun sempat membaik di awal September (Yield SBN 10 tahun naik 44 bps dibanding akhir Juli, sementara secara ytd turun 21 bps),” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News