Langkah Kecil Kolaborasi Asuransi Jiwa dalam Peduli Bumi

Media Asuransi, JAKARTA– Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) baru saja mengadakan MarComm Summit 2024 di Jakarta. Kegiatan ini salah satu bentuk komitmen nyata industri asuransi jiwa dan lintas industri dalam pembahasan dari sisi regulasi, penyeimbangan profit, dampak dari lingkungan yang harus dikontrol, pemberdayaan perempuan, inisiatif green branding hingga cara membawa inisiatif Environment Social Governance (ESG). AAJI menggandeng para perusahaan asuransi dan industri di luar asuransi termasuk para penggiat peduli Bumi.

Hadir berbagi ilmu adalah Dian Suri Handayani, Founder & Designer Kunang Jewelry, mengangkat materi serta berbagi langkah nyata perihal peran dan pemberdayaan perempuan dalam sektor keberlanjutan.  Melalui tangan dinginnya, Dian bisa mengubah benda-benda yang sudah tidak berguna menjadi sebuah karya berharga seperti aksesoris kalung dan gelang yang dibuat dari limbah logam.

|Baca juga: Kiprah Industri Asuransi Jiwa dalam Selamatkan Bumi

Kepada Media Asuransi, Dian menjelaskan mengapa bisnisnya ‘Kunang Jewerly Shop’ mengambil nama Kunang.  Menurutnya, nama Kunang agar orang dapat mengingatkan dengan mudah sama halnya dengan melihat perhiasan lainnya. Kunang itu menyinari disaat kegelapan dan adanya Kunang juga menjadi pertanda udara masih bersih. “Nama Kunang juga sebagai harapan bisnis kami akan terus bersinar,” ungkapnya.

Ia bekerja bersama dengan yayasan dan organisasi yang berfokus pada masalah lingkungan dan limbah, pendidikan anak-anak, dan membantu masyarakat yang terpinggirkan memicu sesuatu dalam diri saya.

“Bekerja dengan limbah bersama dengan berbagai komunitas dan budaya, pengrajin, dan organisasi di Indonesia sambil tetap menjaga pikiran kreatif telah menjadi sebuah petualangan dan saya sangat menyukainya,” paparnya.

|Baca juga: Melalui MarComm Summit 2024, AAJI Bersama Anggotanya Konsisten Kejar Pertumbuhan Berkelanjutan

Menurutnya, hal terbaik yang dia pelajari sejauh ini adalah bahwa definisi dan pendekatan teoritis tidak selalu berhasil. Kearifan lokal dan empati adalah kunci menuju sirkularitas dan keberlanjutan, yang mengarah pada pendekatan holistik dan kreatif terhadap pemikiran desain.

“Sekarang, saya dengan senang hati menilai kembali sampah menjadi perhiasan tanpa menghasilkan sampah tambahan, juga membagikan perjalanan saya dan komunitas tempat saya bekerja, serta pengalaman kepada merek dan komunitas lain agar mereka dapat membantu diri mereka sendiri. Dari sampah menjadi uang, dan tidak ada yang tertinggal. Seperti yang dikatakan oleh salah satu mentor saya,” ungkapnya.

Benjamin Handradjasa, CEO Adidas Indonesia, yang mengulas pembangunan citra merek ramah lingkungan yang kuat dan konsisten. Target dari Adidas di 2025 adalah ingin produk-produknya di tahun depan sudah mengurangi karbon 15% dibanding 2017. “Dan, ini menjadi komitmen kami dan ini menjadi pilar Adidas yang cukup mendasar,” ungkap Benjamin.

Data tahun 2023 dari KG Media Lestari mengungkapkan bahwa 68% responden survei tertarik untuk beralih ke merek yang mengimplementasikan program mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), dan 53% bersedia membayar lebih kepada merek yang menerapkan program SDG. Temuan ini menegaskan pentingnya inisiatif keberlanjutan dalam membangun loyalitas dan preferensi konsumen. EcoAI, konsep yang mengintegrasikan keberlanjutan dengan kecerdasan buatan (AI), menjadi fokus utama dalam forum ini. Pendekatan ini memberikan paradigma baru bagi pelaku industri untuk meningkatkan efisiensi operasional, menciptakan nilai tambah bagi nasabah yang relevan, dan secara bersamaan mendukung pelestarian lingkungan.