Media Asuransi, JAKARTA – Digenggamnya hak siar Piala Dunia FIFA 2022 dinilai tidak signifikan dalam mengerek kinerja keuangan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) karena besarnya biaya yang harus ditanggung.
Melalui Daily Write Up bertajuk Surya Citra Media (SCMA IJ) – Looking ahead to World Cup 2022, analis Mirae Sekuritas Christine Natasya menjelaskan bahwa secara historis, ini bukan pertama kalinya SCMA menyiarkan acara Piala Dunia di saluran TV mereka. FIFA juga menjual hak siar Piala Dunia FIFA 2006 kepada SCTV.
“Kami pikir memegang lisensi Piala Dunia pasti akan menarik lebih banyak subscriber ke Vidio Premier SCMA serta pangsa pemirsa TV yang lebih tinggi, sehingga diharapkan pendapatan yang lebih tinggi.”
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Berhadap Kontribusi Bisnis Media Digital Surya Citra (SCMA)
Menurut research Mirae, jelas Christine, hak siar diperkirakan bernilai USD10 juta-USD30 juta. “Kami pikir biayanya cukup besar sehingga margin perusahaan berisiko turun, mengingat banyak FMCG berjuang untuk pengeluaran mereka.”
Pada tahun 2006, marjin kotor SCTV turun sebesar 4.6%p YoY, meskipun pendapatan meningkat sebesar 14.4% YoY. Menurut Statista, pendapatan FIFA dari lisensi meningkat secara signifikan sejak 2016 karena kenaikan siaran. Dengan demikian, Christine yakin grup EMTK juga bisa membayar lebih banyak dibandingkan tahun 2006.
“Kami memperkirakan SCMA akan membukukan pendapatan yang flat YoY di 4Q21F, dengan GPM di 53.2%. Dengan demikian, kami melihat laporan keuangan FY21F SCMA setidaknya akan sejalan dengan proyeksi kami.”
Christine menaikkan perkiraan pendapatan SCMA untuk 2022F sebesar 3%, tetapi mengurangi perkiraan laba sebesar 6.3% karena hak siar baru yang diperoleh grup. Dia mengulangi rekomendasi Trading Buy dengan TP yang lebih rendah.
“Valuasi SCMA terlihat menarik karena saat ini diperdagangkan pada 12.9x 2022F P/E. Harga saham telah turun 17% YTD yang membuatnya menjadi menarik. Kami memiliki rekomendasi Netral di sektor ini.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
